Apa itu simijel?
Asal dari UCO
UCO berasal dari minyak goreng bekas yang digunakan untuk memasak di rumah tangga, restoran, atau industri makanan. UCO dapat diolah kembali menjadi bahan baku untuk produk-produk baru, sehingga limbah tersebut tidak terbuang sia-sia, sehingga termasuk circular economy yang nyata. Selain itu secara green economy, pengolahan UCO digunakan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan.
Pentingnya Traceability UCO bagi pengepul, eksportir, dan pembeli
Traceability UCO merupakan jejak atau riwayat UCO dari asalnya hingga digunakan kembali. Traceability sangat penting bagi pengepul, eksportir, dan pembeli UCO, karena dapat memastikan keaslian UCO dan memastikan bahwa UCO tersebut berasal dari sumber yang aman dan terverifikasi. Selain itu, traceability juga dapat membantu mencegah pengoplosan UCO yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pengoplosan UCO dapat dilakukan dengan mencampurkan UCO dengan bahan kimia berbahaya, seperti minyak bekas pelumas, yang dapat menyebabkan kerusakan mesin kendaraan dan lingkungan yang sangat parah. Dengan mengetahui jejak UCO, kita bisa memastikan bahwa UCO tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya atau tidak aman untuk digunakan.
SIMIJEL, Sistem Gateway UCO
Indonesia merupakan salah satu produsen Used Cooking Oil (Minyak Jelantah) (UCO) terbesar di dunia. Menurut data dari GlobalData, pada tahun 2020 Indonesia adalah produsen UCO terbesar kedua di dunia setelah China, dengan total produksi sebesar 2,29 juta metrik ton. Berdasarkan laporan dari Research and Markets, pada tahun 2020 Indonesia juga merupakan eksportir UCO terbesar kedua di dunia setelah Belanda, dengan total ekspor sebesar 870.000 ton. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam produksi biodiesel dari UCO. Menurut laporan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), pada tahun 2019 Indonesia memiliki kapasitas produksi biodiesel dari UCO sebesar 1,1 juta kiloliter. Sebagai produsen UCO yang penting, Indonesia memiliki kesempatan untuk memenuhi permintaan UCO yang meningkat di Uni Eropa, terutama dalam rangka mencapai target penggunaan bahan bakar nabati pada sektor transportasi, aviasi, dan kelautan melalui the Renewable Energy Directive (RED II), ReFuelEU Aviation, dan FuelEU Maritime. Untuk memastikan bahwa UCO yang diekspor ke Uni Eropa memenuhi standar yang ditetapkan, Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan praktik-praktik lingkungan yang berkelanjutan dalam pengolahan UCO. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan didukung sistem gateway untuk traceability UCO dan pengiriman terjadwal UCO, seperti SIMIJEL. Dengan SIMIJEL, Indonesia dapat memastikan bahwa UCO yang diekspor ke Uni Eropa berasal dari sumber yang aman dan terverifikasi, dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh Uni Eropa untuk penggunaan dalam produksi biodiesel. Setiap pengepul dan exportir UCO di Indonesia memiliki dan menggunakan SIMIJEL untuk bertransaksi secara transparan. Asal muasal dari UCO dapat diketahui dari transaksi pembelian dan pengirimannya. SIMIJEL mempercepat aliran informasi jumlah stok UCO di tiap titik distribusi sehingga proses pembelian dapat dilakukan cepat dan transparan. Selain itu jadwal pengumpulan dapat diketahui dan disepakati bersama. Para pengepul dan exportir UCO dapat mengetahui kuantitas UCO yang didapat dari asal hingga berat bersihnya di gudang masing-masing. Pembeli dari Eropa juga dapat menggunakan SIMIJEL untuk memverifikasi asal UCO dan memastikan bahwa UCO yang mereka beli berasal dari sumber-sumber yang aman dan terverifikasi. Dengan SIMIJEL, mereka dapat melacak jejak UCO dari asalnya hingga pengiriman, serta memastikan bahwa UCO yang mereka beli memenuhi standar yang ditetapkan oleh Uni Eropa.